Harga Rumah Di Jepang 2023
Jumlah rumah kosong di Jepang terus meningkat. Fenomena ini bertepatan dengan penurunan jumlah penduduk.Berdasarkan pemberitaan surat kabar Asahi Shimbun pada Sabtu, 4 Mei 2024, ternyata banyak rumah tangga yang tidak menyalakan lampunya setiap hari. Selain itu, banyak rumah memiliki dinding yang ditutupi tanaman merambat atau bahkan atap bertingkat.“Menurut survei yang dilakukan pemerintah Jepang, jumlah rumah 'akiya' (kosong) mencapai 9 juta. Angka tersebut setara dengan 13,8 persen dari total jumlah rumah tangga di Jepang,” tulis Asahi Shimbun.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sekitar 1 dari 7 rumah tidak berpenghuni, alias kosong. Dari 9 juta unit rumah AKEA, 4,76 juta unit rumah, termasuk unit rumah baru dibangun, disewakan atau dijual.Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa jumlah rumah kosong tanpa tujuan komersial semakin meningkat. Jumlah hunian tersebut bertambah 370.000 hunian dibandingkan survei sebelumnya hingga mencapai 3,85 juta hunian. Jumlah ini merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat.“Rumah Akiya terancam roboh. Rumah-rumah yang kosong dan terbengkalai juga berisiko menjadi tempat pembuangan sampah atau pembakaran oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga menimbulkan bahaya bagi masyarakat sekitar,” tulis Asahi Shimbun.“Di Jepang secara keseluruhan, jumlah unit rumah kosong meningkat sebesar 510.000, dibandingkan 8,49 juta pada survei sebelumnya pada tahun 2018. Sebaliknya, tingkat kekosongan perumahan meningkat sebesar 0,2 persen hingga mencapai 13,8 persen,” tambahnya.Dilihat dari wilayahnya, prefektur dengan persentase rumah tangga AKEA tertinggi adalah Wakayama dan Tokushima dengan 21,2%, disusul Yamanashi dengan 20,5%.Pemeriksaan rumah dilakukan setiap lima tahun sekali sejak tahun 1948, dan terakhir dilakukan pada bulan Oktober 2023. Data menunjukkan jumlah rumah kosong terus meningkat sejak tahun 1973, meningkat dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir.Pemerintah setempat percaya bahwa munculnya rumah Akiya disebabkan oleh penuaan penduduk Jepang. Rumah mereka menjadi kosong karena penghuninya menua atau meninggal hingga mereka dipindahkan ke panti jompo.“Tren anak-anak yang tumbuh dan hidup terpisah dari orang tua juga turut berkontribusi terhadap munculnya akiya,” ujarnya.Meski sudah diserahterimakan kepada kerabat, masih banyak rumah Akia yang terbengkalai di sini. Hal ini disebabkan beberapa faktor: biaya pembongkaran yang tinggi, nilai jual kembali yang rendah dan alasan lainnya.Berdasarkan aturan baru, rumah kosong yang baru dibangun harus bertanggung jawab atas pemeliharaannya dari pemiliknya. Jika tidak diperbaiki maka akan dihapus dari daftar pembebasan pajak.
Japafans mau tinggal dan punya rumah di Jepang? Tahu nggak sih, ternyata harga rumah di Jepang bisa lebih murah daripada di Indonesia, lho. Kok bisa? Kondisi ini terjadi karena fenomena Akiya yang terjadi di Jepang. Apa Itu Akiya?
Harga Rata-Rata Rumah Baru di Area Tokyo
Terkenal dengan ketertiban warganya serta kebersihan kotanya, Jepang mampu menarik perhatian banyak orang untuk bisa tinggal di sana dalam waktu lama. Namun, tahukah kamu berapa rata-rata harga rumah baru di Jepang, khususnya area Tokyo, yang tak lain adalah ibu kota Jepang?
Dihimpun dari website Nippon, harga rata-rata rumah yang baru dibangun di daerah Tokyo adalah 43,3 juta yen atau setara Rp4,9 miliar. Di pusat Tokyo sendiri, harga rumah 60,6 juta yen atau sekitar Rp6,9 miliar.
Ilustrasi rumah Jepang. / Foto: Getty Images/iStockphoto/kohei_hara
Sebuah survei oleh Recruit, menunjukkan hasil orang-orang yang membeli rumah baru dibangun di wilayah metropolitan Tokyo pada tahun 2021 dengan harga pembelian rata-rata adalah 43,3 juta yen. Angka ini merupakan level tertinggi sejak survei dimulai pada tahun 2014.
Survei yang melibatkan 2.502 orang tersebut menunjukkan banyak rumah dengan harga antara 30 juta yen dan 40 juta yen, dengan 16,8% dari 30 juta yen menjadi 35 juta yen. Sedangkan 17% dari 35 juta yen menjadi 40 juta yen.
Cari Agen Real Estate Dual Bahasa
Dilansir dari Real Estate Japan, kamu juga bisa mencari agen real estate yang bisa berbagai bahasa, misalnya bahasa Inggris dan bahasa Jepang untuk memudahkan proses pembelian. Dengan menggunakan agen properti, kamu juga bisa melihat properti yang diinginkan dengan didampingi bersama mereka jadi bisa mendapat informasi lebih banyak lagi.
Nah, jangan lupa bahwa ada harga ada rupa. Sebelum membeli akiya, pertimbangkan usia rumah dan berapa lama dibiarkan kosong. Sebab, rumah tersebut berpotensi mengalami banyak masalah, seperti masalah air dan listrik, kayu keropos, dan sebagainya. Jadi pertimbangkan juga biaya renovasinya,
Berapa Harga Rumah di Jepang?
Beberapa akiya dibanderol dengan harga sekitar $10.000 atau setara Rp 151 Juta. Bahkan, agen properti ada yang mengiklankan dengan harga $1 atau setara dengan Rp15ribu, begitu menggiurkan bagi kalangan kelas menengah ke bawah.
Sejumlah orang pun mulai menyerbu akiya karena harganya yang ramah di kantong. Maraknya iklan jual-beli akiya membuat banyak situs web yang muncul terkait akiya sehingga memudahkan bagi para pemburu akiya untuk mendapatkan informasi soal harga, lokasi, hingga kontak yang bisa dihubungi.
Banyaknya rumah kosong di Jepang dianggap sebagai ancaman karena rentan dijadikan tempat pembuangan sampah ilegal serta pembakaran yang dapat merusak lingkungan.
Akiya atau rumah kosong di Jepang ini biasanya terletak di pedesaan sehingga jauh dari akses transportasi umum maupun perkantoran. Jika membeli akiya maka biaya mobilitas seseorang dari rumah ke kantor akan sangat mahal. Ditambah kondisi rumah yang rusak sehingga memerlukan biaya untuk renovasi.
Akiya yang dibanderol dengan harga murah tentunya dalam kondisi yang sangat tua. Bahkan usia bangunan yang cukup tua membuat struktur bangunan juga perlu dibangun ulang. Tentunya diperlukan biaya ekstra untuk membuat struktur tahan gempa bagi rumah di Jepang yang rawan gempa. Di samping itu, perlu biaya perawatan rayap dan jamur, pergantian lantai dan wallpaper, hingga perbaikan atap dan dinding eksterior yang membuat pembeli perlu merogoh kocek cukup dalam.
Menurut salah satu pemilih situs akiyaz.io, Matthew Ketchum, biaya yang perlu dikeluarkan pembeli akiya sekitar ¥5-10 juta atau setara dengan Rp 523 Juta hingga Rp1 Miliar untuk melakukan renovasi rumah.
Jika dihitung maka biaya yang dikenakan tidak beda jauh dibandingkan rumah dengan struktur bangunan baru atau bahkan mungkin lebih mahal. Oleh karena itu, tidak sedikit pembeli akiya yang akhirnya terpaksa menelantarkan kembali rumah yang mereka beli atau batal untuk membelinya karena perkiraan biaya yang jauh lebih mahal.Nah, itu dia informasi menarik seputar fenomena rumah kosong atau akiya di Jepang. So, Japafans ada yang cita-cita ingin tinggal di Jepang?
Baca Juga: Japanglish: Fenomena Bahasa Unik di Jepang
Beberapa tahun lalu mungkin orang-orang masih kesulitan mendapatkan informasi untuk bekerja di Jepang. Namun menemukan informasi bekerja di Jepang pada tahun 2020-2021 seperti sekarang sudah menjadi jauh lebih mudah.
Kamu bisa temukan informasi bekerja di Jepang melalui website Joycare Indonesia.
Nah, di blog ini kita akan membahas mengenai bahan makanan yang ada di Jepang.
Apakah jauh lebih mahal ya daripada di Indonesia?
Apakah harga mahal tersebut sebanding dengan gaji yang kita peroleh di Jepang?
Apakah ada bahan makanan khas Indonesia?
Yuk sekarang kita cek harga bahan makanan di Jepang.
*harga bahan makanan tergantung daerah masing-masing dan musim panen
Harga beras kemasan 5kg di jepang yaitu +- 2,000 yen.
Kemasan 5kg bisa untuk stok selama 2 minggu.
Nah untuk 1 bulan (4 minggu) maka kamu akan menghabiskan +- 10kg beras
2,000 yen X 2 kemasan = 4,000 yen
880 yen untuk 100 gram daging sapi di jepang
Ingat cara membedakan tulisan jepang kanji antara daging sapi dan daging babi
Jadi pastikan tidak salah memilih daging yaa. Periksa kembali kemasan daging yang kamu beli.
900 yen untuk +- 1,5 kg daging ayam di jepang (5-8 potong)
Harga 1 pack telur di jepang isi 20 butir +- 300 yen.
Fakta menarik, harga telur di Jepang ini ternyata sama seperti harga telur di Indonesia. Jika kita kalikan kurs 120 yen per rupiah, berarti 300 yen (isi 20 butir) = Rp. 36,000. Berarti harga per butir telurnya di Jepang Rp.1,800,-
Terong 230 yen 4 buah
Tauge 19 yen 1 bungkus
Harga 1kg tepung di Jepang adalah 99 yen.
7. Garam, Penyedap & Bumbu
Bumbu penyedap kaldu 141 yen untuk 1 bungkus isi 60 gram
Garam 100 yen untuk 1 bungkus isi 1kg
Lada 80 yen untuk 100 gram
Micin 100 yen untuk 100 gram
Ada juga bumbu-bumbu & bahan makanan Indonesia.
Bawang merah 650 yen 500 gram
Bawang putih 100 yen 3 bonggol
Cabe merah besar 850 yen
Cabe rawit hijau 800 yen
Cabe merah kering 100 yen
Cabe merah keriting 800 yen
Cabe merah/orange rawit 800 yen
Bubuk kapulaga 350 yen
Asam jawa kecil 280 yen
Daun salam kecil 250 yen
Daun pisang kotak 700
Minyak goreng 3 liter 900 yen
Oh iya ada beberapa website toko online Indonesia nih yang bisa kamu kunjungi:
http://sariraya.com/mart.html
https://toko-indonesia.org/
Ikan kembung 199 yen isi 2 ekor
Ikan salmon 300 yen 100 gram
Ikan tuna 550 yen 250 gram
Udang 1500 yen isi 16 ekor ukuran sedang
Kepiting 1800 - 5000 yen
Strawbery 7000 yen 1 kemasan
Apel fuji 180 yen per buah
Apel merah hijau 80 yen per buah
Semangka kecil 600 yen (1,5kg)
Pisang 130 yen per sisir
10 yen per botol kecil
Namun tenang saja, biasanya di apato jepang tersedia air minum yang siap minum dan sudah terpasang di tiap-tiap rumah.
Okee kira-kira begitulah harga bahan makanan di Jepang. Minasan bisa memperkirakan biaya hidup di Jepang kisaran berapa. Semoga bermanfaat!
Belanja di App banyak untungnya:
Para peselancar internet pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah weeaboo atau wibu yang kerap disebut-sebut di berbagai media sosial. Istilah ini mengacu pada penggemar atau orang-orang yang obsesi kepada kebudayaan Jepang, bahkan ketika mereka bukan orang Jepang.
Biasanya, seorang wibu akan menampilkan kepribadian atau identitas asal mereka untuk menunjukkan kecintaannya terhadap Jepang. Tak jarang pula seorang wibu berusaha keras untuk bisa hidup seperti orang Jepang bahkan tinggal di Jepang.
Ilustrasi rumah Jepang. / Foto: Getty Images/iStockphoto/kohei_hara
Nah, kalau kamu salah seorang wibu yang pengin banget tinggal di Jepang atau bukan wibu tapi punya cita-cita tinggal di Jepang, kamu perlu tahu, ternyata segini, lho, uang yang harus kamu keluarkan untuk bisa punya tempat tinggal di sana, terutama di area Tokyo.
Jarak Rumah dengan Fasilitas Umum
Sementara itu, 11% membeli rumah dengan harga lebih dari 60 juta yen atau hampir dua kali lipat persentase tahun 2020. Di lain sisi, berdasarkan lokasi, harga rata-rata untuk rumah baru di 23 kotamadya di pusat Tokyo naik menjadi 60,6 juta yen, dibandingkan dengan di Tokyo barat, yang masih dibanderol seharga 46,3 juta yen.
Di Prefektur Kanagawa, rata-rata harga rumah dibanderol 41,4 juta yen. Di antara mereka yang disurvei, 26,4% mengambil kredit antara 40 juta yen dan 50 juta yen, yang merupakan segmen terbesar. Diikuti oleh 19,7% yang kreditnya lebih dari 50 juta yen.
Ilustrasi rumah Jepang./ Foto: Getty Images/iStockphoto/kohei_hara
Rata-rata kredit orang Jepang pada 2021 mencapai 40,8 juta yen yang melampaui 40 juta yen untuk pertama kalinya. Umumnya, jarak rumah baru dari stasiun kereta terdekat adalah 11-15 menit ditempuh dengan jalan kaki, yang dialami oleh 26,0% responden. Sedangkan sebanyak 24,7% responden harus naik bus atau berkendara.
Gimana, Beauties? Setelah melihat rata-rata harga di atas, tertarik untuk membeli rumah di Jepang?
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Keberadaan akiya atau rumah kosong di Jepang semakin lama semakin banyak. Dengan banyaknya rumah kosong maupun terbengkalai membuatnya dijual dengan harga murah.
Berapa ya kisaran harga akiya di Jepang?
Harga akiya sangatlah beragam. Ada yang sangat murah seperti mulai dari US$ 15 atau sekitar Rp 226.499 (kurs Rp 15.100). Di Indonesia, uang sebesar itu bisa setara dengan biaya berlangganan internet di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ada juga yang seharga US$ 50 atau Rp 754.998, US$ 500 atau Rp 7,6 juta maupun hingga harga puluhan ribu dolar. Namun, biasanya semakin murah harga rumah letaknya semakin jauh dari kota bahkan memerlukan renovasi.
Harga tersebut bisa dibilang sangat terjangkau. Tak jarang, banyak warga asing yang tertarik untuk membeli akiya.
Contohnya seperti pasangan suami istri asal Inggris, Jaya Thursfield dan Chihiro yang membeli akiya seharga US$ 30.000 atau Rp 452,9 juta di Ibaraki, Jepang. Pasangan tersebut masih mengeluarkan biaya lagi sebesar US$ 150.000 atau Rp 2,2 miliar untuk renovasi. Walau demikian, menurut mereka biaya tersebut masih jauh lebih terjangkau dibanding membeli rumah di London.
Contoh lainnya yaitu Take Kurosawa dan Joey Stockermans yang membeli akiya US$ 42.000 atau Rp 634,1 juta pada Juni 2023. Alasan dibelinya akiya karena mereka tidak bisa membeli rumah di Amerika Utara. Mereka berdua berencana untuk menggunakan akiya sebagai rumah liburan dan akan disewakan.
Akiya memang banyak diminati oleh orang asing, namun ternyata tidak banyak warga Jepang yang berminat untuk membeli akiya. Dilansir dari Business Insider, menurut Kepala Ekonom di Nomura Research Institute Richard Koo, orang-orang Jepang lebih memilih untuk membangun rumah baru dibanding beli rumah seken. Sebab, tidak ada budaya renovasi yang kuat di Jepang.
Tak hanya itu, keamanan struktur juga menjadi perhatian utama bagi masyarakat Jepang. Kebanyakan akiya dibangun sebelum amandemen Undang-undang Standar Bangunan tahun 1981 yang mensyaratkan ketahanan gempa yang lebih baik.
Nah, buat kamu yang tertarik untuk beli Akiya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Dilansir dari Cheap House Japan, berikut ini caranya.
Akiya bank merupakan sebuah situs yang memperkenalkan calon pembeli rumah terbengkalai kepada penjual. Biasanya akiya bank dikelola oleh otoritas setempat untuk menggaet calon pembeli ke daerah yang dipimpinnya.
Jika berminat, kamu bisa mencari akiya bank dan mendaftarnya. Namun, perlu diingat bahwa situs akiya bank umumnya memakai bahasa Jepang. Jadi pastikan kamu bisa bahasa Jepang atau memiliki kenalan yang bisa berbahasa Jepang.
Fenomena Akiya di Jepang
Akiya dalam bahasa Jepang memiliki arti rumah kosong. Ya, selama beberapa tahun terakhir, jutaan rumah di Jepang terbengkalai dan ditinggalkan oleh penduduknya.
Fenomena rumah kosong meningkat karena penurunan populasi dan angka kelahiran di Jepang. Semakin bertambahnya usia, semakin sedikit masyarakat yang tinggal di pedesaan dan memilih untuk tinggal di kota.
Bahkan, Kementerian Dalam Negeri Jepang mengungkapkan jika rumah kosong di Jepang mencapai 14 persen atau 9 juta hunian. Angka ini bahkan setara dengan jumlah rumah yang dapat menampung seluruh penduduk Australia dengan masing-masing rumah terdiri dari 3 orang.
Rumah-rumah lama ini telah lama ditinggalkan pemiliknya yang menyebabkan kondisi rumah banyak yang rusak sehingga dianggap tak layak disewakan maupun dijual dengan harga yang seharusnya.
Pasalnya, rumah-rumah yang terbengkalai tersebut tidak bisa dihancurkan begitu saja. Sebelum tahun 2015, pemerintah Jepang tidak memiliki hak untuk meminta pemilih rumah terbengkalai untuk mengelola rumah tersebut dengan baik. Namun, di sisi lain juga sulit untuk menemukan pemilik rumah yang sudah dibiarkan kosong.
Meskipun begitu, para pebisnis di Jepang tak ingin hilang kesempatan begitu saja. Akiya-akiya ini dijual dengan harga yang sangat murah untuk meningkatkan pembeli.
Baca Juga: Fenomena ‘Friendship Marriage’, Pernikahan Tanpa Cinta di Jepang