Daun Waru Adalah

Daun Waru Adalah

Menyehatkan Rambut

Menurut jurnal Efektivitas Daun Waru Sebagai Bahan Dasar Shampoo Daun Waru untuk Mengurangi Rambut Rontok, daun waru mengandung senyawa saponin yang dikenal sebagai pembusa alam dan bahan pencuci.

Selain itu, daun ini juga mengandung flavonoid sebagai anti bakteri yang bisa menekan pertumbuhan bakteri dan virus, sehingga bisa mempercepat pertumbuhan rambut dan mencegah kerontokan.

Daun waru juga bisa menjadi obat bagi batuk berdahak. Cara mengkonsumsi daun waru untuk batuk berdahak yaitu: Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda sampai bersih, kemudian tambahkan gula batu.

Tambahan tiga gelas air, kemudian rebus hingga airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin, saring, Minum air saringannya 3 kali sekali, masing masing 1/3 bagian.

Beragam Manfaat Daun Waru untuk Kesehatan

Pohon waru termasuk salah satu tanaman yang terkenal di dunia karena bunganya yang cantik dan berwarna-warni. Umumnya, orang-orang tahu jika hanya bunganya saja yang dimanfaatkan untuk pengobatan, padahal, daunnya juga bisa memberikan efek samping yang menyehatkan.

Berikut beberapa di antaranya:

Manfaat daun waru yang pertama adalah mampu membantu dalam menurunkan tekanan darah pada tubuh. Pada seseorang yang mengidap hipertensi, hal ini sangat baik untuk menurunkan risiko terkait gangguan pada jantung.

Kandungan antioksidan yang tinggi pada daun tersebut sehingga ampuh untuk menurunkan tekanan darah. Daun ini bisa diolah menjadi teh yang bisa dikonsumsi secara rutin, agar kadar tekanan darah tetap normal.

Membantu Mengurangi Kadar Kolesterol

Mengutip jurnal Phytomedicine, ekstrak daun waru mampu membantu dalam penurunan kadar kolesterol. Terlalu banyak kadar kolesterol dalam tubuh dapat meningkatkan berbagai macam risiko gangguan kesehatan, termasuk penyakit jantung.

Jadi, sekarang kamu tahu berbagai manfaat dari daun waru menjadi teh atau obat-obatan. Jangan ragu untuk mengonsumsi pengobatan tradisional ini secara rutin, termasuk mengonsumsinya dalam bentuk teh untuk menemani saat santai. Selain aromanya yang menenangkan, manfaatnya yang menyehatkan tubuh.

Apabila masih memiliki pertanyaan lainnya terkait manfaat daun waru, gunakan fitur tanya dokter dari Halodoc untuk mendapatkan jawaban dari ahlinya. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, dapatkan kemudahan dalam akses kesehatan melalui smartphone. Jadi, unduh aplikasi Halodoc sekarang juga!

Daun waru termasuk dalam suku kapas-kapasan dan juga dikenal sebagai waru laut atau dadap laut. Tumbuhan ini sudah lama dikenal sebagai pohon peneduh, baik di tepi jalan maupun tepi sungai dan pematang, serta di tepi pantai.

Selain menjadi tempat berteduh, daun yang masih semarga dengan kembang sepatu ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Apa saja?

Untuk lebih mengenal daun waru, ketahui ciri-ciri dari daun ini. Mengutip laman Fakultas Farmasi UGM, berikut ciri-ciri dari daun waru:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daun dan akar Mengutip Repository Poltekkes PIM, daun dan akar waru mengandung senyawa saponin dan flavonoid. Daun waru juga paling sedikit mengandung lima senyawa fenol, sedangkan akarnya mengandung tanin.

Kandungan saponin juga terdapat baik dalam daun maupun akarnya. Daun waru juga mengandung alkaloida, asam amino, karbohidrat, asam organik, asam lemak, saponin, sesquiterpen dan seskuiterpen quinon, steroid serta triterpen.

Manfaat daun waru untuk kesehatan banyak. Berikut di antaranya:

Mengatasi Radikal Bebas

Kandungan antioksidan yang tinggi pada tanaman ini sangat baik dalam melawan radikal bebas, zat yang menyebabkan kerusakan pada sel tubuh. Jika radikal bebas terlalu banyak, risiko untuk menyebabkan penyakit berbahaya cukup rentan, salah satunya kanker.

Mengacu pada jurnal dari Food Chemistry, daun waru memiliki sifat anti-inflamasi yang sangat baik mengurangi peradangan. Tubuh yang kerap meradang dapat mengembangkan berbagai macam penyakit, seperti kanker, asma, penyakit alzheimer, hingga rheumatoid arthritis.

Makanya, konsumsi tanaman ini yang sudah diolah menjadi teh secara rutin ampuh dalam menurunkan peradangan, sehingga meminimalisir risiko untuk mengalami penyakit akibat kondisi ini.

Petunjuk perawatan khusus bonsai Waru

Waru umumnya ditempatkan di ruang terbuka yang terkena sinar matahari penuh sepanjang tahun, terutama bagi bonsai Waru dewasa yang daunnya akan dikecilkan. Namun Waru juga bisa ditempatkan di setengah keteduhan seperti teras atau di dalam rumah di dekat jendela yang terkena sinr matahari, tetapi daunnya akan cenderung besar, sehingga tempat terbuka lebih diutamakan.

Waru adalah tanaman yang menyukai banyak air. Jadi jangan lupa untuk selalu melakukan penyiraman bila media tanam telah nampak kering. Waru tahan terhadap air yang sedikit payau. Terus baca tentang menyiram Bonsai.

Pakai pupuk organik padat sekali tiap bulan atau pupuk cair sekali tiap minggi. Bisa juga dipakai pupuk organik yang dilepaskan secara bertahap seperti Dekastar yang bisa dipergunakan sekali tiap tiga bulan.

Pemangkasan dan pengawatan

Waru adalah tanaman yang cepat sekali tumbuh, terutama sewaktu tanaman masih muda di awal pembentukan. Sedikit pengawatan harus dilakukan sebelum cabang terlalu besar dan kaku. Namun harus segera dilakukan pembukaan kawat bila nampak kawat mulai melukai kulit. Pemotongan dilakukan setelah cabang mencapai besaran yang dikehendaki untuk merangsang tumbuhnya ranting ranting. Pemangkasan daun harus sering dilaksanakan agar timbul ranting ranting dan sekaligus pengecilan daun. Daun yang besar akan menghalangi masuknya sinar matahari pada ranting ranting yang mulai tumbuh, sehingga perlu dilakukan pemotongan daun tersebut sehingga tumbuh ranting ranting kecil yang banyak dengan daun daun yang relatif kecil. Terus baca tentang memangkas Bonsai.

Pergantian media tanam

Bahan bonsai muda membutuhkan pergantian media tanam satu kali dalam setahun, kemudian menjadi sekali tiap dua tahun. Sementara untuk Bonsai Waru yang sudah dewasa atau matang, penggantian media tanam bisa dilakukan sekali tiap tiga sampai lima tahun. Terus baca tentang penggantian media tanam/pot Bonsai.

Waru paling mudah diperbanyak dengan cara stek dan cangkok, walaupun perbanyakan dengan biji juga bisa dilakukan.

Penyakit yang bisa menyerang adalah bubuk putih seperti yang menyerang Bonsai Wahong. Tetapi Waru memiliki ketahanan yang lebih kuat sehingga dengan penyemprotan insektisida biasa dan pembersihan dengan semprotan air bisa menghilangkan hama ini. Selain itu daun Waru sering dimakan oleh belalang. Untuk keterangan lebih lanjut pada teknik teknik itu, periksa Halaman perawatan Bonsai kami.

Hibiscus tiliaceus (Bonsai Waru)

Membantu Mengurangi Kadar Kolesterol

Mengutip jurnal Phytomedicine, ekstrak daun waru mampu membantu dalam penurunan kadar kolesterol. Terlalu banyak kadar kolesterol dalam tubuh dapat meningkatkan berbagai macam risiko gangguan kesehatan, termasuk penyakit jantung.

Jadi, sekarang kamu tahu berbagai manfaat dari daun waru menjadi teh atau obat-obatan. Jangan ragu untuk mengonsumsi pengobatan tradisional ini secara rutin, termasuk mengonsumsinya dalam bentuk teh untuk menemani saat santai. Selain aromanya yang menenangkan, manfaatnya yang menyehatkan tubuh.

Apabila masih memiliki pertanyaan lainnya terkait manfaat daun waru, gunakan fitur tanya dokter dari Halodoc untuk mendapatkan jawaban dari ahlinya. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, dapatkan kemudahan dalam akses kesehatan melalui smartphone. Jadi, unduh aplikasi Halodoc sekarang juga!

Waru (Hibiscus tiliaceus)

2. Klasifikasi tumbuhan

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Malvales Suku : Malvaceae Marga : Hibiscus Jenis : Hibiscus tiliaceus

3. Deskripsi Tumbuhan

Pohon ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang 40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun tunggal, berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin. Bunga waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5 cm beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

4. Habitat dan Penyebaran

Waru banyak terdapat di Indonesia, di pantai yang tidak berawa, ditanah datar, dan di pegunungan hingga ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut. Banyak ditanam di pinggir jalan dan di sudut pekarangan sebagai tanda batas pagar. Pada tanah yang baik, tumbuhan itu batangnya lurus dan daunnya kecil. Pada tanah yang kurang subur, batangnya bengkok dan daunnya lebih lebar (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

5. Kandungan Kimia dan Kegunaan tumbuhan Dalam pengobatan tradisional, akar waru digunakan sebagai pendingin bagi sakit demam, daun waru membantu pertumbuhan rambut, sebagai obat batuk, obat diare berdarah/berlendir, amandel. Bunga digunakan untuk obat trakhoma dan masuk angin (Martodisiswojo dan Rajakwangun, 1995). Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin dan flavonoid. Disamping itu, daun waru juga paling sedikit mengandung lima senyawa fenol, sedang akar waru mengandung tanin (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

6. Penelitian Antikanker

Chen et al. (2006) mengisolasi beberapa senyawa dari kulit batang waru, yaitu : skopoletin baru (hibiscusin), amida baru (hibiscusamide),  bersama 11 senyawa yang telah dikenall yaitu asam fanilat, P-hydroxybenzoic acid, syringic acid, P-hidroxybenzaldehyde, scopoletin, N-trans-feruloytyramine, N-cis-feruloytyramine, campuran beta-sitosterol dan stigmasterol, campuran sitostenone dan stigmasta-4,22-dien-3-one. Dari uji sitotoksik senyawa-senyawa tersebut, terdapat tiga senyawa yang mempunyai aktivitas antikanker sangat baik terhadap sel P-388 dan  atau sel HT-29 secara in vitro dengan nilai IC 50 < 4 < µg/ml. Daftar Pustaka Chen JJ, Huang SY, Duh CY, Chen IS, Wang TC, Fang HY., 2006, A new cytotoxic amide from the stem wood of Hibiscus tiliaceus, Planta Med., 72(10):935-8 Martodisiswojo dan Rajakwangun, 1995

Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991

Kontributor : Edison Chrisnanto, Nur Ismiyati, Berlian Dwi Medayati

Editor: Sarmoko, Endang sulistyorini,  Rina Maryani, Nur Asyiah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Waru adalah nama tetumbuhan dengan bentuk daun yang khas, yakni seperti jantung (hati) yang bundar. Beberapa spesies tumbuhan yang menggunakan nama ini, di antaranya adalah:

Nama-nama tempat, yang kemungkinan diturunkan dari perkataan waru, di antaranya:

Publish Senin, 23 September 2024

Waru adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.Kecamatan ini berbatasan dengan Kota Surabaya, dan di kecamatan ini terdapat Terminal Purabaya, terminal bus terbesar di Indonesia. Di sisi utara kecamatan ini terdapat Bundaran Waru, yang merupakan pintu gerbang utama Kota Surabaya dari arah barat daya (Mojosari/Ngawi/Kediri/Solo/Yogyakarta) dan dari arah selatan (Malang/Banyuwangi).

Batas wilayah, Kecamatan Waru berbatasan dengan beberapa wilayah, yaitu :

Kecamatan Gedangan, Kecamatan Sedati

Pembagian Administratif :

Kecamatan Waru terdiri atas 17 Desa, yaitu:

Mengatasi Radikal Bebas

Kandungan antioksidan yang tinggi pada tanaman ini sangat baik dalam melawan radikal bebas, zat yang menyebabkan kerusakan pada sel tubuh. Jika radikal bebas terlalu banyak, risiko untuk menyebabkan penyakit berbahaya cukup rentan, salah satunya kanker.

Mengacu pada jurnal dari Food Chemistry, daun waru memiliki sifat anti-inflamasi yang sangat baik mengurangi peradangan. Tubuh yang kerap meradang dapat mengembangkan berbagai macam penyakit, seperti kanker, asma, penyakit alzheimer, hingga rheumatoid arthritis.

Makanya, konsumsi tanaman ini yang sudah diolah menjadi teh secara rutin ampuh dalam menurunkan peradangan, sehingga meminimalisir risiko untuk mengalami penyakit akibat kondisi ini.

Membantu Mencegah Kanker

Manfaat daun waru lainnya adalah mampu membantu dalam pencegahan kanker. Daun waru memiliki kandungan antioksidan, khususnya polifenol, yang telah terbukti memiliki sifat anti-kanker. Kandungan ini dapat mencegah pertumbuhan sel tidak terkendali dan mengurangi penyebarannya.

Bercak Darah dan Lendir

Mengutip laman Cancer Chemoprevention Research Center Fakultas Farmasi UGM, Daun waru juga digunakan sebagai obat batuk, diare berdarah/ berlendir. Menurut FIK Unipdu, cara mengkonsumsi daun waru untuk mengatasi berak darah dan lendir pada anak yaitu, cuci 3 lembar daun waru muda,

Selanjutnya, tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas airnya hingga seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk sampai larut. Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus lalu airnya segera diminum.

Beragam Manfaat Daun Waru untuk Kesehatan

Pohon waru termasuk salah satu tanaman yang terkenal di dunia karena bunganya yang cantik dan berwarna-warni. Umumnya, orang-orang tahu jika hanya bunganya saja yang dimanfaatkan untuk pengobatan, padahal, daunnya juga bisa memberikan efek samping yang menyehatkan.

Berikut beberapa di antaranya:

Manfaat daun waru yang pertama adalah mampu membantu dalam menurunkan tekanan darah pada tubuh. Pada seseorang yang mengidap hipertensi, hal ini sangat baik untuk menurunkan risiko terkait gangguan pada jantung.

Kandungan antioksidan yang tinggi pada daun tersebut sehingga ampuh untuk menurunkan tekanan darah. Daun ini bisa diolah menjadi teh yang bisa dikonsumsi secara rutin, agar kadar tekanan darah tetap normal.